beberapa saat yang lalu saya ikut terlibat dalam pembahasan mengenai jalan pikiran dan kerjanya otak, sebenarnya itu hanya sebuah pengatar buat diskusi yang lebih berat. tapi menurut saya pengantarnya malah terasa lebih menarik untuk di share di ruang ini, syang hanya untuk disimpan sebagi file di laptop saya. selain itu pembahasan dan cara pandang yang berbeda dari sebuah mental block.
mungkin beberapa orang masih ingat tentang suatu soal psiko test mengenai membuat 4 garis yang melalui 9 titik. (ini sering dibahas kok).
di saat selanjutnya pada gambar berikut kita bisa menterjemahkannya dalam berbagai hal.
bisa menjadi seseorang yang mengintip, bisa menjadi seorang pembokat yang lagi ngepel, bisa menjadi sebuah hunian manusia es dan lain sebagainya. beberapa penafsiran tentang gambar terasa sangat mungkin dan beberapa penafsiran mungkin dirasa tidak mungkin.
ini disebakan karena dalam diri setiap orang dengan berjalannya waktu dan informasi yang dia terima telah membentuk template-template di pikirannya, sehingga di saat informasi baru datang maka informasi tersebut akan
diterjemahkan sesuai dengan template yang ada dan di beri maksa sesuai dengan perspektif masing-masing. tapai satu hal yang perlu diingat adalah karena ini dipunyai oleh semua orang, maka kita juga harus bisa mnyadari bahwa setiap orang juga mempunyai template pikirannya masing-masing.
so, tidak heran lagi kan melihat ada dua orang terlihat adu mulut yang sengit dalam membahas sesuatu, atau malah ngotot dengan pendapatnya sendiri. atau keadaan kita merasa begitu cepat melihat bahwa ide seseorang tidak begitu penting untuk diperhatikan.
beberapa hal yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:
menurut istilah Pak Abdul Malik Gismar adalah pathological tendencies of the human mind (and their remedies).
Kecenderungan alamiah untuk “melupakan” bukti dan informasi yang tidak mendukung pendapat kita dan “mengingat” bukti dan informasi yang mendukung.
Mengoreksi egocentric memory
•Dengan secara terbuka mencari bukti dan informasi yang tidak mendukung pendapat kita dan secara eksplisit mengarahkan perhatian kepada bukti dan informasi ini.
Bila anda coba dan tidak temukan bukti dan informasi seperti itu, asumsikanlah bahwa anda belum mencarinya secara benar
Kecenderungan alamiah untuk berpikir “absolutist” dalam sudut pandang yang sangat sempit
Mengoreksi egocentric myopia
•Secara rutin berpikir dengan sudut pandang yang bertentangan dengan sudut pandang kita. Kalau anda jaksa, coba anda berpikir sebagai polisi; kalau anda polisi coba anda berpikir sebagai LSM; kalau anda LSM, cobe berpikir sebagai polisi; dst.
Emang banyak hal kita selalu menilai berdasarkan pengalaman kita. tapi apa di dunia ini ada kebenaran absolut yang diberikan oleh manusia?
ReplyDeletemantap mid, perlu sedikit koreksi dalam penulisan.