February 07, 2011

template pemikiran

beberapa saat yang lalu saya ikut terlibat dalam pembahasan mengenai jalan pikiran dan kerjanya otak, sebenarnya itu hanya sebuah pengatar buat diskusi yang lebih berat. tapi menurut saya pengantarnya malah terasa lebih menarik untuk di share di ruang ini, syang hanya untuk disimpan sebagi file di laptop saya. selain itu pembahasan dan cara pandang yang berbeda dari sebuah mental block.

mungkin beberapa orang masih ingat tentang suatu soal psiko test mengenai membuat 4 garis yang melalui 9 titik. (ini sering dibahas kok).


nah dari 9 titik yang ada, kita selalu menarik kesimpulan di dalam pikiran kita bahwa ini menggambarkan sebuah kotak. secara tidak sengaja kita telah digiring oleh pikiran dalam mengartikan informasi baru. jika kita tetap bersikukuh ini adalah suatu kotak dan membuat garis yang selalu harus didalam kotak itu, niscaya misteri 9 dot ini tak kan terpecahkan.






di saat selanjutnya pada gambar berikut kita bisa menterjemahkannya dalam berbagai hal.
bisa menjadi seseorang yang mengintip, bisa menjadi seorang pembokat yang lagi ngepel, bisa menjadi sebuah hunian manusia es dan lain sebagainya. beberapa penafsiran tentang gambar terasa sangat mungkin dan beberapa penafsiran mungkin dirasa tidak mungkin.

ini disebakan karena dalam diri setiap orang dengan berjalannya waktu dan informasi yang dia terima telah membentuk template-template di pikirannya, sehingga di saat informasi baru datang maka informasi tersebut akan
diterjemahkan sesuai dengan template yang ada dan di beri maksa sesuai dengan perspektif masing-masing. tapai satu hal yang perlu diingat adalah karena ini dipunyai oleh semua orang, maka kita juga harus bisa mnyadari bahwa setiap orang juga mempunyai template pikirannya masing-masing.

so, tidak heran lagi kan melihat ada dua orang terlihat adu mulut yang sengit dalam membahas sesuatu, atau malah ngotot dengan pendapatnya sendiri. atau keadaan kita merasa begitu cepat melihat bahwa ide seseorang tidak begitu penting untuk diperhatikan.

beberapa hal yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:

menurut istilah Pak Abdul Malik Gismar adalah pathological tendencies of the human mind (and their remedies).

Kecenderungan alamiah untuk “melupakan” bukti dan informasi yang tidak mendukung pendapat kita dan “mengingat” bukti dan informasi yang mendukung.

Mengoreksi egocentric memory

Dengan secara terbuka mencari bukti dan informasi yang tidak mendukung pendapat kita dan secara eksplisit mengarahkan perhatian kepada bukti dan informasi ini.

Bila anda coba dan tidak temukan bukti dan informasi seperti itu, asumsikanlah bahwa anda belum mencarinya secara benar







talk about life


lama sudah saya tidak menulis. tidak lagi bisa menyemangati diri dan berdisiplin diri untuk menguratkan sebait tutur pikiran dan menuangkannya di media yang bisa dibaca oleh orang lain, ya minimal untuk diri sendiri. Manfaat terkecil nya bisa sebagai pengingat bagi diri sendiri sebelum lupa menyerang atau bisa menjadi bahan tertawaan suatu saat nanti. Menertawakan kebodohan diri sendiri dan bergumam " lucu ya..waktu itu pikiran ku cuma segini saja..", atau malah sebagai hal yang menjadi kita bangga.."wah ..ternyata yang kupikirkan waktu itu ternyat benar dan melampuai masanya". dan berbagai macam hal bisa terjadi kan.

beberapa waktu yang lalu saya disempatkan berkenalan dengan seorang bapak, seumuran bapak saya, tapi dia menarik perhatian saya dengan gaya dia bertutur dan berbahasa. saat memberikan suatu obrolan beliau memberikan suatu cerita yang sarat makna, bukan obrolan kosong yang sering saya dengar akhir-akhir ini. yah..perjalanan hidup saya akhir-akhir ini jauh dari obrolan berisi dan diskusi yang menginspirasi.

banyak hal kita bahas waktu perjalanan menuju kantor pejabat daerah waktu itu, sang bapak mulai membahas mengenai ibnu batutah. perjalanan seorang traveller muslim keliling dunia. si bapak membahasa pandangannya bahwa seorang traveller sangat berbeda dengan seorang petani. seorang traveller tidak punya tujuan karena saat dia mencapai kota tujuannya dia hanya akan sementara di sana dan kan melanjutkan perjalanan ke kota lainnya. seornag traveller tidak akan pernah memetik hasil, karena hasil yang dia dapat hanya bersifat temporary, tidak permanent. berbeda sekali dengan seorang petani, yang menjadi seorang sosok yang rela menunggui ladang dengan sabar dan akan memetik hasil di kemudian hari. seorang petani adalah seorang yang bisa menimbun bekal.

Percakapan mulai menarik saat saya membantah pandangan beliau tentang traveller yang tanpa tujuan dan tidak menghasilkan sesuatu. menurut saya sangat bebas jika ada orang yang beranggapan seperti itu. dan sangat wajar jika itu diucapkan dan terkait dengan kondisi fakta seorang traveller. tapi apakah seseorang kan menjadi traveller yang seperti digambarkan oleh halayak atau tidak, tetap menjadi sebuah pilihan yang unik bagi sang traveller itu sendiri. Dan saya mengutarakan pemikiran bahwa saya adalah seorang traveller (I wish I can go around the world, someday). saya mempunyai tujuan dan perjalanan itu sendiri menurut saya adalah perjalanan yang syarat makna. dan suatu saat dia kan berhenti dan meneruskan sisa hidup dengan memberikan cerita dan pelajaran yang baik buat generasi lanjutan.

kemudian persinggungan di awal percakapan tentang ibnu batuta, membuat saya kalap dan mengunduh apapun informasi tentang ibnu batutah. walaupun masih membaca sedikit tapi lewat celah sempit mata saya, saya berpendapat perjalanan ibnu batutah adalah perjalanan mencari makna tentang hidup, perjalanan mencapai cultural understanding untuk lebih menghargai apa yang kita punya.

trus kemudian si bapak menanyakan"kenapa kamu ngotot mau pergi keluar negeri dan melakukan pengembaraan?".

saya menjawab dengan enteng "expand the horizon pak. saya yakin untuk melihat suatu hal dalam diri kita kita perlu melihat dari berbagai perspektif, dan perjalanan ke negeri orang kan membuat kita lebih alus dalam memandang hidup."

si bapak hanya menjawab dengan senyum pendek.

kemudian saya mengutarakan mengenai imajinasi saya untuk punya keluarga yang multikultural, dalam artian saya punya keluarga dari budaya yang berbeda. walaupun akan sulit tapi jika punya pandangan jauh ke depan dan visi yang jelas saya yakin itu akan berhasil. bagi saya bagusnya mempunyai sebuah keluarga multikultural adalah bisa memilih nilai-nilai terbaik dari setiap budaya untuk kita terapkan. kita tidak harus terkungkung dengan aturan nilai tertentu, dan kitalah yang memegang kendali tentant suatu nilai (mungkin ini diluar konteks agama ya, kalo agama menurut saya semua indikatornya sudah jelas).

dan si bapak menyela, "bagus kok punya pikiran seperti itu, tapi satu hal hidup tanpa tradisi akan terasa hambar."
"Maksud bapak?" tanya saya sekenanya.

"ya kehidupan saya 18 tahun di New York, dan mencermati kehidupan masyarakat cosmopolitan seperti tokyo dan new york memberikan pengertian khusus tentang tradisi. ternnyata kehidupan seperti itu menjadikan manusia hidup solitaire, nafsi-nafsi, dan kadangkala pun stress dan persoalan hidup membuat dia gampang untuk mengambil jalan pintas. sangat berbeda dari seseorang yang tumbuh di keluarga yang hangat kental dengan tradisi, dimana kehidupan sosial lebih hidup, mereka terleihat lebih menikmati hidup."

dan saya pun hanya menyimak apa yang diucapkan oleh si bapak, ada benarnya tetapi menurut saya kita perlu mencoba, mix and match. di suatu sisi kita memerlukan masa untuk sendiri dan di lain sisi kebutuhan tentang tradisi juga penting. mungkin istilah teman saya adalah kemanapun pergi jangan lupa sama akar sendiri. sehingga kita tidak seperti layangan putus.

akhirnya mobil melaju dan obrolan terhenti karena kita sudah sampai di tempat tujuan. tetapi satu hal beliau berpesan pada saya, "menulislah karena dengan menulis pikiranmu akan hidup. setiap pemikiran yang gagal untuk dituliskan akan kembali ke alam bawah sadar. jadi mubazir kan kalau tidak ditulis?"
saya menjawab dengan senyum " baik, pak."
senang berkenalan dengan anda pak.

padang 2 february 2011